Sepekan Bersama Basri : Nostalgia, Kebersamaan, Sial dan Lucu Menjadi Bumbu Pengalaman

Seminggu ini, hari-hari ku penuh dengan cerita sialan namun lucu.Ya, namanya anak Aceh, selalu cerita sial dianggap lucu ketika telah usai dijalani.  Semua cerita ini dimulai ketika aku bertemu kembali teman lamaku Basri yang baru datang dari Aceh.  Jumat malam, 22 Juli 2016, tepatnya pukul 21.30 Wib, Aku menjemput Basri di terminal Bus Depok. Aku tiba lebih dahulu di terminal, sebelum bus yang dinaikin Basri tiba. Sepuluh menit menunggu, bus Hibah Utama yang dinaikin beliaupun tiba. Kami saling bersalaman. Ucapan  pertama yang terdengar dari suaranya adalah "Perjalanan Gila dan ayuk kita minum kopi" ujar Basri

Tentu saja pertanyaan itu aku jawab dengan semangat 45 " sudah kutebak, makanya aku malam ini menunda jadwal minum kopiku " ucapku.

Dengan Mio bewarna biru, kamipun tancap gas mencari warung kopi. Akupun berkata padanya, "didaerah ini, jika kita tidak ingin minum kopi kapal api, Seven Eleven adalah jawabannya, kita bisa menikmati Long Black Coffe atau Toraja Coffe" ungkapku serius.


Setelah lima belas menit perjalanan, motor yang kukendaraipun tiba di Seven Eleven Margonda Depok. 7Eleven adalah awal dari cerita sial dan lucu. Berikut adalah kesialan-kesialan kami selama beberapa hari bersama:

1.Jumat, 22 Juli 2016, jam 21.55 Wib.
Kami tidak mendapatkan Long Black Coffe maupun Toraja Coffe. Hal ini dikarenakan mesin expresso nya rusak. Malam ini adalah malam yang hampa dikarenakan tak ada kopi.

2.Sabtu, 23 Juli 2016, jam 10.05 Wib. 
Awalnya saya ingin menulis sebuah berita, entah mengapa tiba-tiba saya bertanya pada Basri,"apakah dia punya Driver Windows?" Karena ia memiliki Driver yang saya tanyakan, Maka, sayapun memutuskan untuk menginstal laptop bersama Basri, Setelah Booting dan Format Drive dilakukan, ternyata laptop saya tidak mampu membaca Driver Windowsnya, hal ini dikarenakan spesifikasi windows dan laptop tidak sesuai. Akhinya laptop saya blank dan tak bisa digunakan sementara, akhirnya saya gagal menginstal apalagi menulis.
3. Sabtu 23 Juli jam 11.30.

Sebelum mengantar Basri ke Hotel Amaris, Saya dan Basri berencana untuk singgah di warkop Jamboe Kupi yang ada di Pasar Minggu. Kami ingin melampiaskan minum kopi yang tertunda semalam, Dalam perjalanan menuju Jamboe Kupi, Beliau sempat mengajakku mengisi BBM motor dulu, Dengan tenang dan santai aku menolak ajakannya, Hal ini karena aku menganggap masih memiliki BBM yang banyak. "tenang minyak masih ada, kita jalan aja dulu, karena aku baru isi minyak dan hanya kugunakan untuk menjemput kamu di terminal" ujarku.

Usai kendaraan melaju hingga Lenteng Agung, Sepeda motor yang kami kendaraipun mogok. Saya bersama Basri mendorong motor untuk mencari minyak eceran. Dalam usaha mencari minyak, akupun teringat bahwa sebenarnya aku telah menggunakan sepeda motorku untuk membeli tiket pesawat di Travel yang ada di jalan Margonda. Merasa bersalah akupun meminta maaf dan memberi penjelasan kepada Basri bahwa aku telah salah menganalisa. Mendengar ucapanku, Basri dengan ceplos berkata pada ku " mulai kedepan ke jangan analisa analisa soal bensin, ini bukan politik jadi gak perlu analisa :ujarnya.

4. Sabtu 23 Juli jam 13.30.
Usai minum kopi di Warkop Jamboe Kupi Pasar Minggu, Kami melanjutkan perjalanan ke hotel Amaris Tebet, jalanan terasa lancar, namun kesialan kembali menimpa kami, macet parah terjadi di simpang Tugu Pancoran tanpa bisa bergerak. Kami terjebak selama 20 menit."Welcome To Jakarta, Bro!"

5. Senin, 25 Juli jam 13.30
Setelah meminta izin dari kantor, sayapun menjemput Basri di Hotel Amaris Tebet, sebelum pulang ke Depok, saya mengajak Basri singgah ke Hellomotion Academy. Dalam perjalanannya, kami diguyur hujan lebat. Lima belas menit setelah berada di Hellomotion kamipun pulang ke Depok. Seperti biasanya, dalam perjalanan pulang, kami singgah untuk ngopi di Jamboe Kupi.

6. Senin, 25 Juli jam 20.00

Basri telah membuat janji dengan mas Cahyo untuk ngopi malam. Dia mengajakku untuk nongkrong bersamnya. Mas Cahyo memilih tempat bernama Kopi Bar. Letak warung kopi itu adalah dijalan Margonda, tepatnya jika kita berjalan menuju arah Jakarta, letaknya diseberang jalan, yakni antara Gramedia Margonda dengan Dino Steak. Kami menemukan kedua patokan tersebut, namun tidak menemukan Kopi Bar.Karena tidak menemukan lokasinya, Kami terpaksa harus memutar jauh kedepan hingga pintu masuk Depok. Ini dikarenakan jalur putar balik Margonda ditutup. Setelah memutar jauh dan balik arah, Kopi Bar tetap tidak ditemukan.Untuk kesekian kalinya kami memutar ketempat semula. Akupun berkata pada temanku Basri,"aduh, ini zaman teknolgi, sepertinya kita harus  menggunakan Googlemap saja" ujarku.

Dengan menggunakan Googlemap, kami berhasil menemukan lokasi tempat yang kami tuju. Karena malas untuk memutar jauh, saya bersama Basri mengambil keputusan untuk menerobos rantai yang menutup jalur putaran Margonda. Setelah tiba di titik koordinat yang ditunjuk google, tetap saja Kopi Bar tidak ditemukan. Dengan rasa bingung dan kesal kami akhirnya kembali ke teknik masa lalu, yakni bertanya dengan orang. Orang yang kami tanyai adalah seorang pemuda berprofesi sebagai tukang parkir. Pemuda  tersebut mengatakan bahwa kami sudah berada dilokasi yang benar. Namun sayangnya Kopi Bar tersebut sudah pindah tempat." Oke Fine, sial lagi"

7. Selasa, 26 Juli jam 08.00 Wib.



Usai temanku Basri mandi, dia baru menyadari bahwa tasnya tidak ada lagi. Kamipun mencoba berpikir dimanakah tas tersebut tertinggal. Menurut analisa kami, kemungkinan tas tinggal di Jamboe Kupi. Kamipun sepakat menuju Jambo Kupie. Setelah tiba di Jamboe Kupi, apa yang kami pikirkan ternyata memang benar. Tas memang tertinggal disitu. Namun sesuatu yang tak terdugapun terdengar. Bahwa tas si Basri telah berada di kantor polisi. Semalam, sekitar pukul 12. 30 para pekerja Jamboe Kupi melaporkan sebuah tas mencurigakan ke RT dan security setempat tentang perihal tas tersebut. Karena takut dan mencurigai benda itu adalah sebuah bom, mereka melapor ke Polsek Pasar Minggu. Pihak Polsek datang kelokasi, namu karena tak memiliki kemampuan, merekapun menghubungi pasukan penjinak bom dari Gegana Brimob. Jalan Pasar Minggu  Raya menuju Jakarta ditutup selama dua jam menurut ucapan pekerja Jamboe Kupi.(Astagfirullah) 

Basri yang ingin mendapatkan kembali tas nya, akhirnya memutuskan untuk mengambil tas nya di Polsek. Di Polsek dia mendapatkan kembali tasnya, namaun salah seorang Polisi berkata padanya." Gara-gara kamui, kami terpaksa tidur jam 4 pagi" Basri merespon ucapan polisi tersebut dengan cengengesan dan pura pura Bego.

Ya begitulah cerita kami bersama selama seminggu, ada kisah nostalgia, kisah kebersamaan, kesialan dan lucu. Hal itulah yang membuat saya mencoba untuk menulis kisah ini, agar tetap tidak hilang lapuk dimakan ingatan
   



Comments

  1. Heboh nya luar biasa mas basri, dari Aceh hingga Jakarta.. Ibu Kota Negara... Selamat mas basri terkenal gara2 tas ber ukiran kerawang gayo dan ber ukiskan pintoe aceh..

    ReplyDelete
  2. aduh, jadi kangen ngopi sama kalian. haha, kalau sama basri harus siap kehebohan tiada henti :D

    apa kabar, dodi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kabar baik kak. Kirim No yang bisa dihubungilah ke inbox https://www.facebook.com/dody.sanjaya.374

      Delete
  3. Wkwkwkwkwk....
    Bro Babas, sering-sering aja gitu, siapa tahu cepet melejit untuk kalahin Ahmad Dhani...
    Wkwkwwkwkwk salut..

    Salam | #Sikonyol

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts