Pemilu dan Propaganda Politik
Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 lalu merupakan titik balik dalam kehidupan saya. Dua pemilu itu menjadi bahan pembelajaran dan test case saya. Dengan kemampuan multimedia dan penggunaan sosial media yang baik membuat saya berhasil ikut membantu para calon Legislator Pusat dan Presiden memenangkan pemilu tersebut melalui usaha penggiringan opini publik serta pencitraan pencitraan positif di sosial media.
Semenjak saat itu, kini saya menjadi orang yang sangat tertarik dalam dunia propaganda. Bagi saya ketika saya berhasil menggiring opini publik ke sebuah tujuan yang dituju, itu merupakan kenikmatan tersendiri.
Untuk menyebarkan propaganda, menurut saya yang perlu dilakukan adalah penanaman informasi dan ide-ide untuk mempengaruhi dan menekankan sikap dan perilaku tertentu. Tentu saja hal ini tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat, karena memerlukan proses sampai terjadi penerimaan konsep yang ditanamkan melalui pengkondisian serta pembiasaan terhadap hal yang diinginkan. Didalam propaganda tidak mengenal benar atau salah, yang ditekankan adalah bagaimana agar isi propaganda itu diyakini kebenarannya oleh seseorang dan pada akhirnya mendorong orang tersebut melakukan perbuatan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari sebuah propaganda yang kita lakukan.
Dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya kita dikelilingi dengan propaganda, mulai dari pepatah, jargon, doktrin, kata-kata bijak, slogan, nilai-nilai dan lain-lain. Propaganda masuk melalui semua bidang kehidupan mulai dari pekerjaan, pendidikan, agama, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan sebagainya. Proses reaksi terhadap propaganda berlangsung melalui beberapa tahap melalui, pengenalan (encountering), proses informasi (processing), penerimaan/penolakan (acceptance/refusal) dan tindakan(acting).
Bagi saya propaganda adalah sebuah proses penanaman sebuah gagasan, konsep, ide terhadap orang untuk bertindak sesuai dengan isi propaganda yang kita lakukan, tidak peduli apakah propaganda itu adalah sesuatu yang benar atau salah sebagaimana propaganda yang dilakukan.
Berbicara atau mengeluarkan perkataan untuk memperoleh banyak dukungan dan pembenaran tanpa memberikan data secara jelas, itu bisa jadi salah satu cara seseorang untuk berpropaganda. Misalnya dengan menyelipkan kata .
Saya mencoba memberikan contoh sederhana bagaimana menjatuhkan lawan politik dengan cara yang sangat halus. Yakni penyampaian fakta yang bertujuan menyembunyikan nilai atau fakta lain sementara nilai atau fakta yang lainnya justru dibeberkan sehingga target perhatiannya tertuju pada fakta yang dijelaskan tadi. Misalnya “sebenarnya dia seorang yang dermawan namun jika diminta ini, itu dia sulit untuk dimintai dan bla .. bla .. bla”. Oleh karena itu kita memperoleh fakta bahwa dia adalah seorang yang pelit dan melupakan bahwa dia adalah seorang yang dermawan.
Propaganda bukan hanya melalui ucapan dan tulisan saja, gaya atau gesture seseorang bisa menjadi sebuah propaganda bahwa gerakannya itu menunjukan orang itu seolah menjadi seseorang yang banyak disukai. Seseorang yang hormat bisa ditujukan dengan selalu merendahkan badannya disaat berbicara dengan orang lain atau seorang atasan memeluk bawahannya seolah dia adalah seorang yang berjiwa rendah hati. Cara ini bisa digunakan oleh seseorang yang ingin mendapatkan simpati dengan bersalaman, memeluk orang yang lebih rendah posisinya dsb.
Nah sobat, cara – cara propaganda diatas adalah cara bagaimana kita melakukan propaganda yang sebenarnya sudah dilakukan dalam kehidupan sehari – hari, namun untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Menjadi seorang propaganda bukan berarti saya harus melupakan persahabatan. Saya juga berpesan kepada teman, agar jangan terlalu sangat membenci lawan politik, karena sesungguh dalam politik itu semua kita adalah teman, kita hanya berpisah sesaat ketika sedikit memiliki perbedaan pandangan, politik hanyalah soal marketing dan mengelola konflik. Jadi janganlah kamu terlalu membenci karena jika suatu saat peta politik berubah, tentu kamu akan malu dengan lawan politikmu
Comments
Post a Comment