Kronologis Tragedi Idi Cut
Krueng Arakundo Aceh Timur |
Kronologis kejadian :
Maubelajar | Selasa (2/2) Warga
Desa Matang Ulim Kecamatan Nurussalam ada hajatan mengadakan Dakwah Islamiyah (
semacam ceramah agama Islam, bukan "Dakwah
Aceh Merdeka" ). Para pemuda desa setempat sedang menyiapkan pentas
dakwah.
Pukul 17.30 WIB datang para
pasukan ABRI dan langsung mengobrak-abrik (merusak berat) pentas tersebut
sekaligus memukul tiga orang warga desa tersebut termasuk bocah kecil yang baru
berumur 3 tahun. Sekalipun pentas dirusak tapi pemuda desa tetap
membangunnya lagi, sebab jadwal dakwah yang telah ditetapkan tidak boleh batal
karena sudah diatur oleh panitia.
Pukul 20.30 WIB, dihadiri ribuan
massa dari berbagai kecamatan dan menampilkan penceramah dari tiga kecamatan
yaitu Kecamatan Nurussalam, Idi Rayeuek dan Kecamatan Simpang Ulim Aceh Timur,
warga desa setempat pun menggelar acara dakwah tersebut di Desa Matang Ulim,
lokasinya hanya 2 KM dari Markas Koramil.
Isi dakwah : Tentang sejarah Aceh dan penceramah juga mengingatkan
massa agar tidak melakukan hal-hal yang
mengacau keamanan.
Pukul Rabu (3/2) pukul 00.25 WIB
dakwah selesai. Pendengar pulang. Ada yang jalan kaki, dengan kendaraan roda
dua (sepeda dan honda), mobil pic-up dan truk. Tiba di Simpang Kuala Idi Cut
(berdekatan dengan Markas Koramil) beberapa orang yang tidak dikenal memancing massa
dengan melempar batu. Beberapa penumpang yang menaiki mobil bak terbuka terkena
serangan batu dari kelompok tersebut.
Sekitar pukul 01.05 datang
beberapa ABRI (AD dan Brimob) dan langsung menghalau massa dengan memberondong
tembakan jarak dekat. Suasana panik. Banyak yang roboh bersimbah darah terkena
peluru tajam dari muntahan senjata aparat yang katanya untuk menenangkan massa.
Dalam insiden berdarah itu juga pihak aparat menangkap puluhan masyarakat sipil
dan menahanya.
Pukul 02.40 WIB beberapa
masyarakat sekitar Jembatan Arakundo mendengar deru kendaraan truk masuk ke
kawasan jembatan lama Arakundo dan hanya beberapa saat kemudian truk tersebut
datang lagi kearah Idi Cut.
Pukul 03.15 beberapa warga
menggotong mayat Nurdin (18) kerumahnya kakaknya Desa Simpang Tiga Kecamatan
Julok.
Pukul 07.25 pagi masyarakat
terkejut dengan ditemukanya ceceran darah yang berlumur dijembatan lama.
Pukul 21.15 warga menemukan mayat
Iswansyah bin Usman (22), penduduk DesaKapai Baro yang tidak jauh dari jembatan
yang berlumuran darah tersebut.
Kamis (4/2) Pukul 09.25 WIB warga
menemukan mayat Hasbi Saleh (35) penduduk
Desa Leubok Tuha yang mengapung di Sungai Arakundo yang berjarak sekitar
10 KM dari jembatan lama Arakundo.
Pukul 10.15 WIB penduduk juga
menemukan mayat Irwan Matsyah (24) asal dari Kecamatan Julok sekitar 5 M dari
jembatan. Kondisi mayat Irwan dalam keadaan patah-patah dan berlubang-lubang
terkena peluru. Dan pada siang hari saat itu juga ditemukan mayat Jailani Muhammad
(22) penduduk Desa Jambo Bale-I Blok M Kecamatan Julok Rayeuek. Ditubuhnya juga
terdapat beberapa lubang luka tembak.
Jum'at (5/2) pukul 00.30 WIB
ditemukan lagi mayat Kamaruddin Ibrahim (20) di Desa Teupin Gajah yang nyaris
mendekati Kuala Malehan. Kondisi mayat warga Desa Matang Neuheun Bagok yang
ditemukan terapung itu cukup mengenaskan sebab banyak terdapat luka tembak.
Pukul 06.30 WIB Wara lagi-lagi
menemukan mayat Saiful Bahri bin Yusuf (22) warga Desa Botren Kuta Binje Julok.
Pada mayat Saiful yang ditemukan diKuala Malehan juga terdapat beberapa bekas
luka tembak.
Pukul 11.00 WIB, dua unit truk
ABRI berseragam lengkap datang kelokasi pencarian. Mereka turun dipangkal
Jembatan tua Krueng/Sungai Arakundo. Hanya beberapa saat kemudian truk tersebut
pergi.
Pukul 12.00 WIB pasukan itu
datang bersama Komandan Kodim Letkol Inf Ilyas, Kapolres Letkol Pol R Suminar,
Komandan Sub Denpom Langsa Kapten CPM Warislam serta Linud 001 Medan Mayor Edy
Rahmady DAN Bupati Aceh Timur H Alauddin AE. Mereka hadir disana untuk memberi
ceramah dan bicara dengan masyarakat setempat.
Comments
Post a Comment