Wajah Pemerintah Kabupaten Aceh Timur
Demografi
No. | Rentang usia | 2009 | 2010 | 2011 | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|
(tahun) | Laki-Laki | Perempuan | Laki-laki | Perempuan | laki-laki | Perempuan | |
1 | 0-14 | 63,531 | 59,450 | 65,275 | 61,739 | - | - |
2 | 15-55 | 99,511 | 102,461 | 101,785 | 104,029 | - | - |
3 | 56 + | 11,735 | 12,729 | 13,337 | 14,310 | - | - |
Total | 174,777 | 174,640 | 180,397 | 180,078 | - | - |
Jumlah usia produktif (15-64 tahun) memiliki proporsi terbesar di tahun 2010, sedangkan usia tidak produktif hanya 38,33 persen. Sehingga, tingkat ketergantungan di Aceh Timur mengindikasikan bahwa dalam setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 57 orang usia tidak produktif. Pada tahun 2010 tingkat kesempatan tenaga kerja untuk terserap di pasar kerja adalah sekitar 93,87 persen yang meningkat dari tahun sebelumnya. Semakin banyak angkatan kerja yang terserap di pasar kerja menunjukkan semakin kecil jumlah pengangguran di Kabupaten Aceh Timur meskipun penyerapan tersebut hanya pada sektor informal.
No | Agama | 2009 | 2010 | 2011 |
---|---|---|---|---|
1 | Islam | 349,398 | 360,456 | - |
2 | Katolik | 1 | 1 | - |
3 | Protestan | 7 | 7 | - |
4 | Hindu | 1 | 1 | - |
5 | Budha | 10 | 10 | - |
6 | Aliran kepercayaan | - | - | - |
7 | Kong Hu Cu | - | - | - |
Total | 349,417 | 360,475 | - |
Mayoritas penduduk Kabupaten Aceh Timur beragama Islam dan hukum Islam secara resmi berlaku di Kabupaten ini. Pelaksanaan syariat Islam di daerah ini diawasi oleh satuan Polisi Wilayatuh Hisbah (WH) yang dalam periode 2011-2012 paling banyak mengurus kasus khalwat (mesum). Terkait pelaksanaan syariat Islam masih membutuhkan kerja keras seluruh komponen umat seperti ulama, guru, masyarakat dan pemerintah kabupaten Aceh Timur sendiri dalam menyatukan visi dan persepsi mereka. Banyak isu lain yang muncul dalam pelaksanaan syariat Islam ini seperti busana dalam Islam, nikah liar, dan pariwisata.
No | Bidang pekerjaan | 2009 | 2010 | 2011 |
---|---|---|---|---|
1 | Pertanian dan kehutanan | 8,735 | 9,478 | - |
2 | Industri Pengolahan | 880 | 887 | - |
3 | Konstruksi | 1,549 | 1,639 | - |
4 | Perdagangan | 171 | 171 | - |
5 | Transportasi, pergudangan dan komunikasi | - | - | - |
6 | Keuangan | 29 | 31 | - |
7 | Jasa Kemasyarakatan | 28 | 28 | - |
8 | Pertambangan | 85 | 85 | - |
9 | Listrik, gas & air | 34 | 34 | - |
Total | 11,511 | 12,319 | - |
Sektor pertanian dan perkebunan menjadi pekerjaan yang paling banyak ditekuni oleh penduduk Aceh Timur dalam tiga tahun terakhir. Pasca kepindahan total ibukota Kabupaten Aceh Timur ke Idi Rayeuk pada tanggal 1 Agustus 2012 lalu, ribuan aplikasi lamaran kerja diajukan oleh masyarakat yang mayoritasnya perempuan kepada Bupati Aceh Timur dengan harapan mendapatkan pekerjaan di instansi pemerintah, meskipun pada tahun 2012 dan tahun-tahun mendatang pemerintah Aceh Timur tidak menerima CPNS. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan pekerjaan masyarakat masih saja menjadi PNS.
No | Nama Etnis | 2009 | 2010 | 2011 |
---|---|---|---|---|
1 | Aceh | - | - | - |
2 | Tamiang | - | - | - |
3 | Gayo | - | - | - |
4 | Jawa | - | - | - |
5 | - | - | - | - |
6 | - | - | - | - |
7 | - | - | - | - |
8 | - | - | - | - |
9 | - | - | - | - |
10 | - | - | - | - |
Aceh Timur didominasi oleh etnis Aceh yang merupakan etnis terbesar di Provinsi Aceh dengan komposisi sekitar 50 persen. Selain itu di Aceh Timur terdapat juga etnis Gayo yang merupakan penduduk asli daerah Lokop, Serbajadi. Etnis Jawa menjadi pendatang di Aceh terutama di daerah transmigrasi. Pada waktu konflik bersenjata di Aceh di era 1990-an, mayoritas etnis Jawa dipaksa eksodus ke Sumatera Utara. Setelah MoU Helsinki tahun 2005 dan implementasi perdamaian di Aceh, mereka mulai kembali ke daerah Aceh Timur.
Menjelang Pilkada tahun 2012, ada pihak-pihak yang ingin menciptakan skenario dengan membenturkan antara etnis Aceh dan Jawa dengan terjadinya beberapa penembakan terhadap para pekerja etnis Jawa. Sebenarnya, mayoritas etnis Aceh kalau ditanya apakah mereka dendam atau cemburu dengan etnis mereka menjawab ini bukanlah akibat rasa cemburu ataupun persaingan antar etnis karena mereka tidak membenci Jawa. Sejak zaman dahulu orang Aceh menerima pendatang dengan tangan terbuka.Pada intinya rakyat aceh menolak bahwa mereka cemburu dan dendam kepada etnis jawa dan bahwa kasus penembakan terhadap etnis Jawa dianggap sebagai alat pengadu domba terhadap isu etnisitas.
No. | Tempat ibadah | 2009 | 2010 | 2011 |
---|---|---|---|---|
1 | Masjid | 304 | 308 | 308 |
2 | Meunasah | 545 | 537 | 537 |
3 | Musalla | 182 | 208 | 208 |
4 | Gereja | - | - | - |
5 | Klenteng | - | - | - |
6 | Vihara | 1 | 1 | 1 |
7 | Lainnya | - | - | - |
Secara kuantitas mesjid terus bertambah karena banyak meunasah yang dialih fungsikan menjadi mesjid. Pembangunan mesjid di Kabupaten Aceh Timur didukung oleh dana sumbangan masyarakat serta pendanaan lain dari Pemerintah kabupaten dan unsur-unsur lain seperti Bank Aceh dan lain-lain.
Tingkat Pengangguran | Tahun | ||
---|---|---|---|
2009 | 2010 | 2011 | |
SD / Mi / tidak tamat | 77 | 114 | - |
SMP / MTs | 293 | 871 | - |
SMA / SMK / MA | 4,106 | 1,666 | - |
Diploma / Universitas | 2,496 | 656 | - |
Total | 6,972 | 3,307 | - |
Angka pengangguran bagi tamatan SLTA dan Universitas menurun yang mengindikasikan bahwa mereka telah terserap di pasar kerja. Akan tetapi untuk tamatan SD dan SLTP meningkat dikarenakan kualifikasi yang dibutuhkan pasar kerja saat ini lebih mengutamakan lulusan SLTA dan Universitas. Rekrutmen tenaga kerja di perusahaan migas, perkebunan nusantara, bidan PTT dan cpns sering menimbulkan keresahan di kalangan pencari kerja di Kabupaten Aceh Timur karena masyarakat selalu curiga akan adanya permainan pihak tertentu.
No. | Sarana | 2009 | 2010 | 2011 |
---|---|---|---|---|
1 | Rumah Sakit Umum Daerah | 1 | 1 | 1 |
2 | Rumah Sakit Swasta | - | - | - |
3 | BKIA/Klinik Bersalin | - | - | - |
4 | Apotek | 28 | 28 | 28 |
5 | Klinik Dokter Praktek | 20 | 21 | 21 |
6 | Puskesmas | 23 | 23 | 23 |
7 | Puskesmas Pembantu | 68 | 69 | 69 |
8 | Polindes | 96 | 96 | 96 |
9 | Posyandu | - | - | - |
10 | Poskesdes | - | - | - |
11 | Poliklinik | - | - | - |
Rumah Sakit Umum Daerah telah dibangun dengan dana CSR dari PT MEDCO yang peletakan batu pertama dilakukan pada tahun 2011. Fasilitas kesehatan publik lainnya cenderung tidak bertambah dalam tiga tahun terakhir ini. Ada beberapa sarana kesehatan yang rusak karena terjadi bencana alam banjir bandang tetapi Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Timur telah memperbaiki fasilitas yang rusak tersebut. Mungkin yang harus diperhatikan oleh Pemda adalah pelayanan kesehatan di daerah-daerah terpencil seperti daerah Lokop, Serbajadi.
No. | Variabel | 2009 | 2010 | 2011 |
---|---|---|---|---|
1 | Panjang jalan provinsi | 111 | 111 | 111 |
2 | Panjang jalan kabupaten | 706.91 | 706.91 | 706.91 |
3 | Panjang jalan negara | 44.34 | 44.34 | 44.34 |
No | Nama infrastruktur | 2009 | 2010 | 2011 |
---|---|---|---|---|
1 | Bandara | |||
2 | Pelabuhan | 1 | 1 | 1 |
3 | Hotel | 1 | 1 | 2 |
4 | Terminal | 1 | 1 | 1 |
5 | Stasiun | - | - | - |
Selama tahun 2011-2012 dilakukan perbaikan jalan provinsi dan jalan negara yang melintasi Kabupaten Aceh Timur sehingga hubungan antara Provinsi Aceh dan Sumatera Utara menjadi lancar. Jembatan-jembatan yang sudah tidak layak juga diperbaiki. Pemerintah baru yang terpilih pada tahun 2012 telah menjanjikan untuk memperbaiki segala infrastruktur yang telah tidak layak lagi.
No. | Laju pertumbuhan penduduk | Tahun 2008-2009 | Tahun 2009-2010 | Tahun 2010-2011 | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Rata-rata pertumbuhan Per Tahun (%) | 4,96 % | 3,16 % | Na | |||
Selama tiga tahun terakhir laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Aceh Timur relatif tinggi dan cenderung berfluktuasi. Tingkat kepadatan penduduk juga meningkat tajam dengan penduduk terpadat di Kecamatan Idie Rayeuk yang merupakan ibukota Kabupaten Aceh Timur. Meskipun demikian pada tahun 2012 pemerintah daerah mampu mempertahankan tingkat pertumbuhan penduduk yang lebih rendah dari tahun sebelumnya.
GEOGRAFI
Variabel | Isian | Satuan | Akses data |
---|---|---|---|
Letak kabupaten | Kabupaten Aceh Timur merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Aceh yang menjadi penghubung antara ibukota Provinsi Aceh dengan Provinsi Sumatera Utara, terletak secara geografis pada koordinat 4 o 09`21,08" sampai 5 o `06`02,16" Lintang Utara dan 97 o 15`22,07" sampai 97 o 34`47,22 Bujur Timur. | paragraf | BPS |
Topografi Wilayah Kabupaten | Topografi Kabupaten Aceh Timur merupakan daerah berbukit, dengan ketinggian wilayah yang cukup beragam berkisar antara 0 sampai dengan 308 m dpl dan kemiringan antara 1 sampai dengan 5 derajat. | dpl | BPS |
Iklim (suhu rata-rata perbulan) | 27,5 ° C | 0 C | BPS |
Suhu tertinggi | ° C | 0 C | BPS |
Suhu terendah | ° C | 0 C | BPS |
Kelembapan Udara rata-rata per bulan | 81,17 | % | BPS |
Curah hujan rata-rata per tahun | 171,92 | mm | BPS |
Bulan dengan curah hujan tertinggi | November | BPS | |
luas wilayah kabupaten | 6.040,60 Km ² | Km 2 | BPS |
Batas wilayah kabupaten | BPS | ||
Sebelah Barat | Kab Aceh Utara dan Kab Bener Meriah | BPS | |
Sebelah Timur | Kab Aceh Tamiang dan Kota Langsa | BPS | |
Sebelah Selatan | Kab Gayo Lues dan Kab Aceh Tamiang | BPS | |
Sebelah Utara | Kab Aceh Utara dan Selat Malaka | BPS | |
Jumlah Kecamatan | 24 | BPS | |
Jumlah Desa | 512 | BPS | |
Jumlah Mukim | 54 | BPS | |
Jumlah dusun | 1584 | BPS | |
Jumlah RW | - | BPS | |
Jumlah RT | - | BPS | |
Jumlah Kepala Keluarga (KK) | 83444 | BPS | |
Peta Administrasi Wilayah Kabupaten | Gambar | RTRW/RPJMD/BPS | |
Peruntukan lahan terluas | - | Ha/Km 2 | BPS |
Peruntukan lahan tersempit | - | Ha/Km 2 | BPS |
Program Kemasyarakatan
No | Program Comdev yang ada didaerah tersebut | Perusahaan | Ruang Lingkup Program Comdev | Target Sasaran program | Lokasi | Isu yang berkaitan dengan comdev didaerah tersebut | Kendala yang dihadapi dalam |
---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Infrastruktur | MEDCO | Pembangunan sarana dan prasarana publik yaitu perbaikan jalan, pembangunan fasilitas sanitasi air bersih, dan rehabilitasi rumah ibadah | Masyarakat secara umum | 15 Desa yang terletak di Kecamatan Peureulak, Pante Bidari, Julok dan Indramakmur | Jalan rusak, sulitnya mendapatkan air bersih | Belum terealisasi sepenuhnya. |
2 | Fasilitas Publik | MEDCO | Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah | Masyarakat secara umum | Kota Idi Kabupaten Aceh Timur | Belum adanya rumah sakit yang memiliki fasilitas dan pelayanan yang memadai sejak pindahnya Ibukota Kabupaten Aceh Timur dari Kota Langsa ke Idi | Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2005 secara tegas mengatur bahwa kontraktor wajib menawarkan 10 persen participating interest kepada BUMD diwilayah kerja konsesi kegiatan hulu dilaksanakan, akan tetapi untuk dapat merealisasikan hal tersebut pembicaraan antara Pemerintah Kabupaten Aceh Timur dan PT MEDCO berlangsung bertahun-tahun |
3 | Rekonsiliasi | MEDCO | Program penghijauan, penyuluhan hidup sehat, sosialisasi gas beracun di sekitar lokasi pengeboran, pengembalian fungsi hutan, peningkatan SDM tentang lingkungan hidup bagi masyarakat | Masyarakat sekitar Blok A | Kecamatan Peureulak, Julok, Indramakmur, Nurussalam, Banda Alam, dan Pante Bidari | Isu pencemaran lingkungan terkait kegiatan perusahaan MEDCO | Selama ini perusahaan cenderung ditegur baru kemudian peduli terhadap lingkungan sekitar, padahal dana CSR itu menjadi perekat hubungan antara perusahaan dengan masyarakat |
4 | Pendidikan dan Kebudayaan | MEDCO | Peningkatan kelembagaan perpustakaan sekolah dan bantuan buku penunjang pelajaran tingkat SD/MI | Murid SD dan MI | Kecamatan Peureulak. | Mutu fasilitas pendidikan di daerah ini masih rendah | Masih kurangnya dana CSR untuk beasiswa dan fasilitas pendidikan |
5 | Kesehatan | MEDCO | Peningkatan pengelolaan posyandu dan kader posyandu; program peningkatan kesehatan sekolah | Ibu dan anak, murid sekolah | Kecamatan Indramakmur dan Kecamatan Julok | Kurangnya pemahaman dan kesadaran ibu hamil dan ibu menyusui tentang kesehatan diri mereka dan balita; murid belum menyadari sepenuhnya arti penting kesehatan | Koordinasi dalam pelaksanaan program kesehatan dengan institusi kesehatan lokal seperti Dinkes, puskesmas, dll. |
6 | Ekonomi | MEDCO | Pengembangan tanaman padi dengan pola SRI (System of Rice Intensification) untuk meningkatkan produktivitas padi | Petani | Kabupaten Aceh Timur | Untuk meningkatkan produksi pertanian, petani terkendala dengan modal bibit dan alat-alat pertanian | MEDCO akan sepenuhnya membantu bibit dan sarana produksi lainnya sedangkan petani hanya menyediakan lahan dan hasilnya untuk petani semuanya. |
Dinamika Politik
No | Komposisi Partai peraih kursi legislatif | Perolehan suara | % Perolehan suara | Perolehan kursi legislatif | Jumlah legislator perempuan | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2004 | 2009 | 2004 | 2009 | 2004 | 2009 | 2004 | 2009 | ||
1 | Golkar | 33,959 | - | 28.53% | - | 8 | 1 | 1 | - |
2 | PPP | 29,379 | - | 24.69% | - | 5 | - | 1 | - |
3 | PAN | 8,229 | - | 6.91% | - | 2 | - | 1 | - |
4 | PBB | 8,915 | - | 7.49% | - | 3 | - | - | - |
5 | PBR | 15,654 | - | 13.15% | - | 5 | - | - | - |
6 | PD | 4,196 | - | 3.53% | - | 1 | 4 | - | 2 |
7 | PDI-P | 6,925 | - | 5.82% | - | 3 | - | - | - |
8 | PKS | 6,313 | - | 5.30% | - | 1 | - | - | - |
9 | PKPI | 5,444 | - | 4.57% | - | 2 | 1 | - | - |
10 | SIRA | - | - | - | - | - | 1 | - | - |
11 | PARTAI ACEH | - | - | - | - | - | 25 | - | - |
12 | PARTAI BERSATU ACEH | - | - | - | - | - | 1 | - | - |
13 | PARTAI DAULAT ACEH | - | - | - | - | - | 1 | - | - |
Pada pemilu 2004, komposisi parlemen Aceh Timur didominasi oleh partai-partai besar dalam skala nasional. Partai Golkar dan PBR memperoleh suara paling banyak dan memiliki fraksi di parlemen. Pada pemilu 2009, kekuatan Partai Aceh menjadi sangat dominan seperti di daerah-daerah pantai timur Aceh lainnya. Partai Aceh meraih 25 kursi. Tiga partai lokal lain yakni SIRA, PDA dan PBA masing-masing memiliki satu kursi legislator.
Pemilu 2009 merupakan kemenangan partai politik lokal. Hasil pemilu 2009 menempatkan Partai Aceh sebagai pemenang. Partai Aceh (PA) memanangkan 44,6% untuk parlemen Aceh (DPRA) dan 60–70% untuk rata-rata parlemen kabupaten/kota di Aceh. Sebagai partai eks-combatan, kemenangan Partai Aceh memang sudah diprediksi banyak kalangan. Secara angka, partai nasional (parnas) memang mengalami penurunan perolehan suara di Aceh. Namun 36% (total dukungan kepada partai nasional -PARNAS) adalah angka yang tidak begitu buruk untuk pemilu pertama pasca damai. Di sisi lain, keberadaan parnas terlihat semakin menguat akhir-akhir ini, melalui penggalangan konsolidasi parnas beserta ormas-ormasnya, semakin serius di Aceh. Belum lagi, dengan bergabungnya para aktivis sosial (LSM) dan beberapa akademisi ke parnas menjadi satu fenomena tersendiri dalam bandul politik Aceh yang terus bergerak
Transformasi konflik bersenjata di Aceh kearah kegiatan politik dan pembangunan, bergantung pada kemampuan menjadikan sistem demokrasi di Aceh untuk dapat dijadikan sebagai kerangka dan acuan dalam transformasi konflik. Selain sebagai acuan, sistem ini juga dapat menjadi metode bagi masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Namun berhasil tidaknya hal ini sangat terkait dengan keberhasilan melebarkan dan memperdalam demokrasi yang bermakna Aceh.
Na
No | Periode I | Periode II | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Pasangan Calon | Partai Pengusung/ Independen | Jumlah suara (angka) | Jumlah suara (%) | Pasangan Calon | Partai Pengusung/ Independen | Jumlah suara (angka) | Jumlah suara (%) | |
1 | Ir H. Bachtiar Yusuf/Drs Nurdin AR | Partai Persatuan Pembangunan & Partai Demokrat | 15,212 | 10.43% | - | - | - | - |
2 | Ir H Zainal Abidin/Zubir Alibasyah | Partai Bintang Reformasi | 13,623 | 9.34% | - | - | - | - |
3 | Drs H Azman Usmanuddin/Heldiansyah Z Mard | Golkar dan Koalisi Parpol | 21,334 | 14.63% | - | - | - | - |
4 | Muslim Hasballah-Nasruddin SPdI | Independen | 53,104 | 36.41% | - | - | - | - |
5 | Sulaiman Ismail/Zulkarnain SPd | Independen | 22,102 | 15.15% | - | - | - | - |
6 | Amhar AB/Syarifuddin S Malem | Independen | 20,491 | 14.05% | - | - | - |
No | Periode I | Periode II | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Pasangan Calon | Partai Pengusung/ Independen | Jumlah suara (angka) | Jumlah suara (%) | Pasangan Calon | Partai Pengusung/ Independen | Jumlah suara (angka) | Jumlah suara (%) | |
1 | Muslim Hasballah/ Ir.Marwi Umar ,SP, MM, | Independen | 17,983 | 10.18% | Na | Na | Na | Na |
2 | DR.T. Banta Massa TM Djafar/Drs.H.Alaidin Mahmud ,MSP | Independen | 2,536 | 1.44% | - | - | - | - |
3 | Ridwansyah/Tgk .Ridwan SE ,Ak, | Independen | 3,310 | 1.87% | - | - | - | - |
4 | Muhammad Basir /Hamid Yahya, | Independen | 1,862 | 1.05% | - | - | - | Na |
5 | Drh. Hj. Sukiyawati, MM/Rusli Ranto SH | Independen | 7,280 | 4.12% | Na | Na | Na | Na |
6 | Nasruddin Abubakar/ T. Syawaludin Raden | Koalisi Parpol | 5,040 | 2.85% | Na | Na | Na | Na |
7 | Mulyadi Ismail A.Md/Jamaluddin S.Sos | Koalisi Parpol | 13,557 | 7.67% | Na | Na | Na | Na |
8 | Basri Ismail/Fakhrurrazi | Independen | 751 | 0.43% | Na | Na | Na | Na |
9 | Prof. DR .Ir Amhar Abubakar ,MSc/T. Samsul Bahri | Koalisi Parpol | 13,588 | 7.69% | Na | Na | Na | Na |
10 | Zulkifli Mahmud/Masthur Yahya ,SH | Independen | 3,203 | 1.81% | Na | Na | Na | Na |
11 | Hasballah Roki/Syahrul Panyang | Partai Aceh | 106,974 | 60.56% | - | - | - | Na |
12 | Muhammad Nur ,S.Pd.I/Bakhtiar SE | Independen | 567 | 0.32% | Na | Na | Na | Na |
Pilkada tahun 2006 dan tahun 2012 hanya membutuhkan proses satu putaran. Kedua prosesi demokrasi tersebut dimenangkan oleh calon yang diusung oleh mantan kombatan GAM.
Muslim Hasballah yang meraih kursi bupati pada tahun 2006 tidak lagi memperoleh dukungan mantan GAM pada pemilu 2012. Calon yang diusung Partai Aceh yakni Hasballah atau yang lebih akrab disapa Rocky menang mutlak dengan perolehan suara mencapai 59%.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pengaruh mantan kombatan GAM masih sangat kuat di kawasan Timur hingga ke perbatasan Aceh-Sumut. Untuk figur kepala daerah, tokoh-tokoh yang didukung oleh mesin politik mantan kombatan GAM masih menjadi pilihan mayoritas masyarakat.
Sumber: KIP Aceh Timur, ANFREL, Demos dan Media OnlineTenaga Kerja dan Pengangguran
Mata Pencaharian | Jumlah Tenaga Kerja | ||
---|---|---|---|
2009 | 2010 | 2011 | |
Pertanian | 9,460 | 9,479 | |
Pertambangan / Penggalian | 51 | 102 | |
Industri | 887 | 887 | |
Listrik Air dan Gas | 34 | 34 | |
Bangunan | 1,260 | 1,639 | |
Perdagangan | 171 | 171 | |
Angkutan / Komunikasi | tidak ada data | (-) | |
Jasa | 25 | 28 | |
Lainnya | 31 | 31 |
Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Aceh Timur adalah Pertanian, ditempat kedua sebagai sektor yang banyak menyerap tenaga kerja adalah bangunan, sektor yang menduduki peringkat ketiga adalah industri, kondisi ini sama baik pada 2009 maupun 2010.
Tingkat Pengangguran | Jumlah | ||
---|---|---|---|
2009 | 2008 | 2007 | |
Tidak tamat SD | 453 | 455 | 1,302 |
SD/MI | 1,925 | 2,718 | 3,493 |
SMP / MTs | 3,225 | 3,888 | 4,546 |
SMA / SMK / MA | 3,336 | 7,704 | 7,025 |
Diploma / Universitas | 466 | 1,154 | 94 |
Sesungguhnya angka pengangguran melebihi dari statistik yang tersedia. Banyak pengangguran yang tidak tercatat. Kalau kita berpedoman pada angka-angka seperti tertera pada tabel yang berisi angka-angka dari BPS ini, maka akan terlihat bahwa angka pengangguran di Aceh Timur ini tidak banyak. Banyaknya pengagguran di Aceh Timur berpengaruh pada stabilitas kerawanan sosial di daerah ini, yang cenderung tinggi bila dibandingkan kabupaten/kota di Aceh.
Sumber: Aceh Timur Dalam Angka 2010; Aceh Timur Dalam Angka 2011; Sakernas 2007; Sakernas 2008; Sakernas 2009.PAD, UMR & Perizinan
Tahun | Pajak Daerah | Retribusi Daerah | Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan | Lain-Lain PAD yang Sah | Total PAD |
---|---|---|---|---|---|
2009 | 1,853,492,000 | 1,707,683,000 | 1,808,490,000 | 3,396,707,000 | 8,766,372,000 |
2010 | 3,017,000,000 | 3,552,000,000 | 3,550,000,000 | 36,523,573 | 46,642,573,000 |
2011 | Belum ada data yang dipublikasi |
Analisa : PAD tidak signifikan buat kabupaten Aceh Timur, pada tahun 2010 misalnya ia hanya menyumbang 1 % (Rp. 8,542,949,601) dari total pendapatan Aceh Timur sebesar Rp. 594,090,684,367,-. Pendapatan terbesar buat kabupaten ini diperoleh dari dana perimbangan (dana alokasi umum dan dana alokasi khusus) yaitu sebesar 91 % atau Rp. 537,598,567,555,- , sementara sisanya sebesar 8 % disumbang dari lain-lain pendapatan daerah. Gambaran yang tak jauh beda juga dapat kita lihat pada pendapatan daerah pada tahun 2009, dimana PAD hanya menyumbang Rp. 20,000,000,000,- dari total pendapatan Rp. 648,216,294,051,-, sumbangan terbesar juga diperoleh dari dana perimbangan sebesar Rp. 515,638,310,920, dan sisanya dari pos pendapatan lain-lain yang sah diperoleh 112,577,983,131. Pendapatan daerah dari sektor MIGAS dan Otonomi Khusus yang dikelola provinsi dan distribusikan dalam prosentase tertentu ke kabupaten/kota jauh lebih signifikan bagi kabupaten Aceh Timur.
Sementara dari total belanja pada tahun 2010 sebesar 658 milyar, 44 persen dihabiskan untuk belanja langsung (belanja pegawai, barang dan jasa serta modal), dan 56 persen untuk belanja tidak langsung (bunga, hibah, bantuan sosial, dll). Terlihat bahwa pada 2010, pemerintah menghabiskan anggaran yang lebih besar dari pendapatan, mereka mengalami defisit. Defisit anggaran Aceh Timur pada 2010 sebagiannya, sebesar 46 Milyar, ditutupi dengan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Sebelumnya (SILPA). Mengingat Aceh Timur yang harus memindahkan ibukotanya ke Idi, sebelumnya Langsa yang kemudian menjadi Kota), Aceh Timur dalam beberapa tahun terakhir banyak menghabiskan anggaran untuk membangun pusat pemerintahan baru (lahan, jalan, perkantoran dan berbagai sarana lainnya). Yang memprihatinkan adalah Kabupaten Aceh Timur, yang merupakan salah satu kabupaten penghasil MIGAS di Aceh, dalam beberapa tahun terakhir terus-menerus mengalami defisit anggaran. Defisit anggaran yang dialami Aceh Timur adalah pada tahun 2008 sebesar Rp. 84,351,384,641,-, tahun 2009 sebesar Rp. 69,906,763,955,-, dan pada tahun 2010 sebesar Rp. 64,434,155,377.
PAD Aceh Timur di atas berdasarkan Buku "Statistik Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota 2009-2010 yang diterbitkan BPS Pusat, sementara berdasarkan Buku "Statistik Daerah Kabupaten Aceh Timur 2010" dan Buku "Statistik Daerah Kabupaten Aceh Timur 2011" yang diterbitkan BPS Kabupaten Aceh Timur, PAD Aceh Timur tahun 2009 sebesar Rp. 20,000,000,000,-, dan berdasarkan Buku "Statistik Daerah Kabupaten Aceh Timur 2011" yang diterbitkan oleh BPS Aceh Timur, PAD KAbupaten Aceh Timur 2010 adalah sebesar Rp. 8,542,949,601. Terdapat perbedaan angka yang cukup signifikan dan petugas BPS Aceh tidak dapat memverifikasi kenapa terjadi perbedaan dan mana angka yang benar. Berhubung Buku "Statistik Daerah Kabupaten Aceh Timur 2010" dan "Buku Statistik Daerah Kabupaten Aceh Timur 2011" tidak memberikan rincian, maka yang digunakan adalah data berdasarkan "Statistik Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota 2009-2010" karena buku ini memberikan rincian pos-pos pemasukan.
Kabupaten / kota | Tahun | Non Sektor | Tekstil / Garmen | lain-lain | Perdagangan / jasa | (dll) |
---|---|---|---|---|---|---|
Kabupaten Aceh Timur dan seluruh kabupaten / kota se-Aceh | 2010 | 1,300,000 | - | - | - | - |
2011 | 1,350,000 | - | - | - | - | |
2012 | 1,400,000 | - | - | - | - |
Analisa : Kabupaten/Kota di Aceh tidak menetapkan UMR sendiri. Semuanya berpatokan pada UMR yang ditetapkan oleh Pemerintahan Provinsi. Di Aceh, termasuk Aceh Timur, boleh dikatakan hampir tidak ada gejolak untuk menuntut kenaikan upah, mengingat UMR di Aceh, termasuk tertinggi untuk Indonesia. Pemerintah Provinsi lebih melihat tingginya biaya hidup di Aceh, terutama Banda Aceh dan Lhokseumawe, sebagai dasar untuk menetapkan UMR.
Pelayanan Perizinan
Untuk pelayanan perizinan usaha di Kabupaten Aceh Timur dilayani oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Aceh Timur yang beralamat di JI. Peutua Husein No. 2 Fax. (0646) 21852 Idi. Kantor layanan terpadu ini mulai dirintis pada tahun 2007, dengan dibentuknya Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Kabupaten Aceh Timur yang dibentuk berdasarkan Peraturan Kabupaten Aceh Timur No. 44 Tahun 2007 tentang Pembentukan Unit Pelayanan Terpadu Kabupaten Aceh Timur. Unit ini kemudian dikembangkan menjadi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) pada tahun 2010, dengan didasari Peraturan Bupati Aceh Timur Nomor 1 Tahun 2010 tanggal 4 Januari 2010 tentang Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Aceh Timur yang beralamat di JI. Peutua Husein No. 2 Fax. (0646) 21852 Idi. Kantor layanan terpadu ini mulai dirintis pada tahun 2007, dengan dibentuknya Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Kabupaten Aceh Timur yang dibentuk berdasarkan Peraturan Kabupaten Aceh Timur No. 44 Tahun 2007 tentang Pembentukan Unit Pelayanan Terpadu Kabupaten Aceh Timur.
Unit ini kemudian dikembangkan menjadi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) pada tahun 2010, dengan didasari Peraturan Bupati Aceh Timur Nomor 1 Tahun 2010 tanggal 4 Januari 2010 tentang Pembentukan Susunan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Timur. Adapun jenis-jenis perizinan dan non-perizinan yang dapat dilayani oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Tirnur, berdasarkan Peraturan Bupati Aceh Timur No. 1 Tahun 2010 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Bupati Aceh Timur dalam Bidang Pelayanan Perizinan dan non Perizinan Kepada KPPT ini adalah 13 macam jenis perizinan, yaitu:
- SITU
- HO
- IMB
- SIUP
- TOP
- SIUP PERIKANAN
- SIUP INTERSULAIR
- SIR
- IZIN GALIAN C
- IZIN REKLAME
- IZIN USAHA KESEHATAN
- IUJK
- IZIN LOKASI
Sementara untuk pengurusan perizinan yang terkait dengan usaha di bidang Migas maka pengurusannya harus dilakukan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Provinsi Aceh, guna mendapatkan rekomendasi untuk melaksanakan usaha migas yang mencakup kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.
Analisa PDRB
Sektor/Sub Sektor | 2008 | 2009 | 2010 | |
---|---|---|---|---|
01 | Pertanian | 1,982,665.53 | 2,121,396.90 | 2,257,964.64 |
02 | Pertambangan & Penggalian | 4,098,820.22 | 2,489,028.81 | 2,669,427.93 |
03 | Industri | 196,873.62 | 205,544.83 | 213,946.92 |
04 | Listrik, Gas & Air Bersih | 14,076.51 | 19,245.13 | 26,502.59 |
05 | Bangunan | 142,328.19 | 209,335.95 | 305,475.18 |
06 | Perdagangan, Hotel & Restoran | 315,334.27 | 340,958.08 | 373,591.45 |
07 | Angkutan & Komunikasi | 197,767.30 | 279,631.63 | 350,017.06 |
08 | Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan | 98,974.89 | 145,428.60 | 188,729.82 |
09 | Jasa Jasa | 260,801.96 | 303,581.66 | 333,588.24 |
PDRB Dengan Migas | 7,307,642.49 | 6,114,151.59 | 6,719,243.84 | |
PDRB Tanpa Migas | 3,248,190.69 | 3,669,504.70 | 4,099,494.42 |
Selama 2007 sampai 2011 PDRB kabupaten Aceh Timur terus mengalami peningkatan, baik ADHB maupun ADHK. Pada tahun 2010 lalu, PDRB ADHB mencapai 4,10 trilyun dan ADHK sebesar 1,63 trilyun. Sementara untuk pendapatan regional per-kapita kabupaten Aceh Timur pada tahun 2010, ADHB mencapai 20,6 juta rupiah dan ADHK sekitar 4,2 juta rupiah. Statistik pada 2010 menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten Aceh Timur ditentukan oleh sektor pertanian. Sektor pertanian ini memberikan kontribusi terbesar yang melebihi dari setengah nilai PDRB Aceh Timur, yaitu mencapai 55 persen. Pertanian dan MIGAS merupakan sektor-sektor terpenting buat PDRB Aceh Timur, namun tidak terlihat pengaruh langsung dan signifikan dari sektor MIGAS dalam mendukung pertumbuhan sektor pertanian maupun sektor-sektor lainnya.
Sektor/Sub Sektor | 2008 | 2009 | 2010 | |
---|---|---|---|---|
01 | Pertanian | 10.71 | 7 | 6.44 |
02 | Pertambangan dan Penggalian | 15.47 | (-39,27) | 7.25 |
03 | Industri Pengolahan | 4.41 | 4.4 | 4.09 |
04 | Listrik, Gas, dan Air Bersih | 32.58 | 36.72 | 37.71 |
05 | Bangunan | 47.77 | 47.08 | 45.93 |
06 | Perdagangan, Hotel dan Restoran | 17.7 | 8.13 | 9.57 |
07 | Angkutan dan komunikasi | 44.53 | 41.39 | 25.17 |
08 | Keuangan Sewa dan Jasa Perusahaan | 21.3 | 46.93 | 29.77 |
09 | Jasa | 10.05 | 16.4 | 9.88 |
PDRB |
Analisa: Selama 2007 sampai 2010 Aceh Timur terus mengalami pertumbuhan ekonomi (bernilai positif) dengan pertumbuhan yang fluktuatif. Tingkat pertumbuhan ekonomi kabupaten ini pada tahun 2010 sebesar 3,17 persen. Selama 2008 sampai 2010 di Aceh Timur telah terjadi pergeseran struktur perekonomian dari kelompok primer ke sekunder dan tersier (transformasi struktural). Pergeseran struktur tersebut ditandai oleh semakin berkurangnya kontribusi sektor-sektor di kelompok primer dan semakin meningkatnya kontribusi sektor-sektor kelompok sekunder dan tersier. Pada 2010, sektor-sektor di kelompok primer memberikan kontribusi sekitar 56 persen, sementara kelompok sekunder dan tersier, masing-masing sekitar 13 dan 30 persen.
Dari paparan tersebut di atas tergambar bahwa mata pencaharian pokok masyarakat di Aceh Timur adalah Petani dengan komoditas utamanya adalah padi. Untuk perikanan jumlah nelayan dan produksi ikannya cukup memadai biarpun tidak cukup menonjol. Sementara untuk sektor peternakan komoditas yang menonjol adalah sapi untuk ternak besar, kambing untuk ternak kecil, dan ayam buras (ayam kampung) untuk unggas. Berdasarkan karakter mata pencaharian yang tergambar pada item-item di atas, terlihat bahwa belum ada kontribusi yang berarti dari keberadaan industri hulu migas dalam mendukung pengembangan berbagai sektor usaha masyarakat setempat. Mengingat migas semakin menipis dan terus mengecil kontribusinya bagi perekonomian Aceh Timur maka seharusnya industri hulu migas yang ada di daerah ini perlu berkontribusi nyata dalam mendukung dan mengembangkan berbagai sektor usaha masyarakat di daerah ini, terutama sektor-sektor yang dapat jadi andalan daerah ini.
Sumber: Statistik Aceh Timur 2011.Perikanan dan Tanaman Pangan
Perikanan | Data Tahun | Produksi Ikan (ton) | Nilai Produksi Ikan (Rp) |
---|---|---|---|
2009 | 22,719.90 | 211,673,580.00 | |
2010 | 20,979.60 | tidak ada data | |
2011 | 23,471.2 | 220,856,044.00 |
Data Tahun | Luas lahan Produktif (ha) | Nilai Produktifitas (kw/Ha) |
---|---|---|
2009 | padi: 48,07 | |
ubi kayu: 241,20 | ||
kedelai: 14,32 | ||
jagung: 35,57 | ||
kacang tanah: 14,47 | ||
kacang hijau: 14,08 | ||
ubi jalar: 83,91 | ||
2010 | padi: 43,68 | |
ubi kayu: 241,92 | ||
kedelai: 14,30 | ||
jagung: 41,26 | ||
kacang tanah: 14,47 | ||
kacang hijau: 14,87 | ||
ubi jalar: 84,11 | ||
2011 | 50,520 | padi : 46,3 |
ubi kayu: - | ||
kedelai: - | ||
jagung: - | ||
kacang tanah: - | ||
kacang hijau: - | ||
ubi jalar: - |
Data Tahun | Jumlah Ternak Besar | Jumlah Ternak Kecil | Jumlah Ternak Unggas | Jenis dan Nilai Produksi |
---|---|---|---|---|
2009 | sapi : 111,368 | kambing : 64,019 | ayam buras : 329,299 | daging sapi (kg) 517,730 |
kerbau : 48,329 | domba : 11,699 | ayam petelur : 47,500 | daging kerbau (kg) 26,160 | |
ayam pedaging : 105,429 | daging kambing (kg) 85,937 | |||
itik : 176,039 | daging domba (kg) 11,819 | |||
daging ayam buras (kg) 156,016 | ||||
daging ayam petelur (kg) 6,700 | ||||
daging ayam pedaging (kg) 622,512 | ||||
daging itik (kg) 69,231 | ||||
telur ayam buras (kg) 184,285 | ||||
telur ayam petelur (kg) 390,077 | ||||
telur itik (kg) 585,388 | ||||
2010 | sapi : 70.089 | kambing : 60.427 | ayam buras : 284.141 | daging sapi (kg) 442,890 |
kerbau : 54,854 | domba : 7.339 | ayam petelur : 63,098 | daging kerbau (kg) 35.400 | |
ayam pedaging : 42.875 | daging kambing (kg) 59,280 | |||
itik : 76.466 | daging domba (kg) 8,118 | |||
daging ayam buras (kg) 84,328 | ||||
daging petelur (kg) - | ||||
daging ayam pedaging (kg) 64,903 | ||||
daging itik (kg) 14,874 | ||||
telur ayam buras (kg) 117,634 | ||||
telur ayam petelur (kg) 485,855 | ||||
telur itik (kg) 144.060 | ||||
2011 | sapi : 79,217 | kambing : 61,344 | ayam buras : 318,193 | daging sapi (kg) 486,234 |
kerbau : 46,069 | domba : 7,633 | ayam petelur : 65,696 | daging kerbau (kg) 44,100 | |
ayam pedaging : 44,679 | daging kambing (kg) 63,910 | |||
itik : 80,466 | daging domba (kg) 9,702 | |||
daging ayam buras (kg) 91,475 | ||||
daging ayam petelur (kg) - | ||||
daging ayam pedaging (kg) 67,925 | ||||
daging itik (kg) 16,979 | ||||
telur ayam buras (kg) 131,732 | ||||
telur ayam petelur (kg) 551, 846 | ||||
telur itik (kg) 242,203 |
Dalam bidang perikanan, baik tangkap maupun budidaya, nelayan Aceh Timur produktivitasnya relatif stabil dengan tingkat fluktuasi yang tidak terlalu besar. Pada tahun 2009, produksi ikannya sebesar 22,719.90 ton, sementara pada tahun 2010 mengalami penurunan produksi, dimana hanya dihasilkan 20,979.60 ton ikan, akan tetapi pada tahun 2011 produksinya meningkat yang tidak hanya melampaui produksi tahun 2010 melainkan juga melampaui produksi tahun 2009. Produksi ikan pada 2011 adalah sebesar 23,471.2 ton.
Produktivitas tanaman pangan, khususnya padi yang menjadi komoditas utama, di kabupaten Aceh Timur dalam kurun beberapa tahun terakhir mengalami fluktuasi. Pada tahun 2009 tanaman padi non intensifikasi meningkat sebesar 9,9 kw/ha dibanding tahun 2008, tetapi di tahun 2010 turun sebesar 4,39 kw/ha dari tahun 2009. Sementara padi intensifikasi di tahun 2010 mengalami sedikit peningkatan, yakni sebesar 0,17 kw/ha. Untuk tanaman pangan lainnya, selama 2009 dan 2010 boleh dikatakan stabil, dimana angka fluktuasinya relatif kecil. Ada tanaman pangan yang sedikit meningkat dan ada yang sedikit menurun.
Tanaman pangan yang memiliki produktivitas tertinggi adalah tanaman ubi kayu, dan yang terendah produktivitasnya adalah kedelai. Petani di kabupaten Aceh Timur sebagian besar masih mengandalkan padi sebagai tanaman pokok, hal tersebut terlihat dari jumlah produksi dan luas panen padi yang selalu memegang nilai tertinggi di setiap tahun dalam kurun 200 8-2010. Peternakan di Kabupaten Aceh Timur produktivitasnya juga fluktuatif. Untuk ternak besar, pada tahun 2009 di Aceh Timur terdapat 111,368 ekor sapi dengan produksi daging sebanyak 517,730 kg, tahun 2010 terdapat 70,089 ekor sapi dengan produksi daging sebanyak 442,890 kg, sementara pada tahun 2010, sapinya berjumlah 79,217 ekor dan daging yang dihasilkan adalah 486,234 kg. Kalau dilihat dari angka di atas maka nampak adanya penurunan jumlah penurunan jumlah sapi pada 2010.
Kalau pada 2009 terdapat 111,368 ekor sapi sementara pada 2010 jumlahnya tinggal 70,089 ekor. Pada 2011 ada penambahan jumlah sapi dibanding 2009, yaitu menjadi 79,217, namun penambahan ini relatif kecil bila dibandingkan besarnya penurunan dari 2009 ke 2010. Dari segi produksi daging, pada 2009 sebesar 517, 730 juga kemudian menurun pada 2010 yang hanya menghasilkan 442,890 kg yang kemudian meningkat kembali pada tahun 2011 dimana menghasilkan 486,234 kg. Sebagaimana dengan yang tergambar pada fluktuasi jumlah sapi, peningkatan produksi daging pada 2011 belum mampu mencapai angka yang tercapai pada 2009. Selain pada sapi, sebagai ternak besar yang paling diternakkan, fluktuasi serupa juga terlihat pada kambing, ternak kecil yang paling dominan, pada 2010 mengalami penurunan dibanding 2009, dan mengalami peningkatan kembali pada 2011, namun peningkatan ini masih dibawah total jumlah di 2009, baik dalam jumlah populasi maupun dalam produksi daging.
Untuk kelompok unggas juga mengalami fluktuasi. Jumlah ayam buras pada 2009 sebanyak 329,299 ekor turun menjadi 284,141 ekor pada 2010 dan meningkat kembali pada 2010 menjadi 318,193 ekor. Fluktuasi serupa tergambar pada produksi daging dan telur ayam buras. Pupulasi ayam petelur sangat rendah di Aceh Timur dibandingkan dengan jumlah ayam buras. Pada 2009 ayam petelur berjumlah 47,500 ekor, meningkat menjadi 63,098 ekor pada 2009 dan meningkat lagi menjadi 65,696 pada 2011. Peningkatan yang konsisten ini juga terlihat dalam produksi telur ayam petelur (ayam ras). Sementara populasi ayam pedaging pada 2009 berjumlah 105,429 ekor dengan produksi daging sebesar 622,512 kg, turun tajam menjadi 42,875 ekor dengan produksi daging 84,328 kg pada 2010, sementara pada 2011 terjadi sedikit peningkatan dan tidak mampu mengejar capaian 2009.
Pada 2011 jumlah ayam pedaging adalah 44,679 dan produksi dagingnya adalah 67,925 kg. Dari gambaran tersebut di atas tergambar bahwa mata pencaharian pokok masyarakat di Aceh Timur adalah Petani dengan komoditas utamanya adalah padi. Untuk perikanan jumlahnya nelayan dan produksi ikannya cukup memadai biarpun tidak cukup menonjol. Sementara untuk sektor peternakan komoditas yang menonjol adalah sapi untuk ternak besar, kambing untuk ternak kecil, dan ayam buras (ayam kampung) untuk unggas. Berdasarkan karakter mata pencaharian yang tergambar pada item-item di atas, terlihat bahwa tidak ada hubungannya dengan keberadaan industri hulu migas.
Sumber: Statistik Daerah Aceh Timur 2011; Aceh Timur Dalam Angka 2011; Aceh Dalam Angka 2010; Aceh Dalam Angka 2011; Aceh Dalam Angka 2012.
Hutan dan perkebunan
Sumber Daya Alam
Data Tahun | Luas Hutan Keseluruhan | Luas Hutan Konversi | Luas Hutan Produksi Tetap | Luas Hutan Produksi Terbatas | Luas Hutan Lindung, Suaka Alam, Cagar Budaya |
---|---|---|---|---|---|
2009 | 272,618.19 | tidak ada | 99,320.00 | tidak ada | hutan lindung: 172,998.19 |
suaka alam: 300.00 | |||||
cagar budaya: - | |||||
2010 | 272,618.19 | tidak ada | 99,320.00 | tidak ada | hutan lindung: 172,998.19 |
suaka alam: 300.00 | |||||
cagar budaya: - | |||||
2011 | 272,618.19 | tidak ada | 99,320.00 | tidak ada | hutan lindung: 172,998.19 |
suaka alam: 300.00 | |||||
cagar budaya: - |
Data Tahun | Jenis Tanaman dan Jumlahnya (pohon/hektar) | Jumlah Tanaman Keseluruhan | Produksi (ton) |
---|---|---|---|
2009 | cengkeh: - | tidak ada data | (-) |
aren : ha | tidak ada data | ||
kelapa : 6,791 ha | tidak ada data | 5,849 | |
Pala : 1 ha | tidak ada data | (-) | |
sagu : ha | tidak ada data | ||
karet perkebunan rakyat: 21,046 ha | tidak ada data | 13,363 | |
karet perkebunan besar : ha | tidak ada data | tak ada data | |
kelapa hibrida: - | tidak ada data | (-) | |
kelapa sawit perkebunan rakyat: 16,573 ha | tidak ada data | 18,623 | |
kelapa sawit perkebunan besar: | tidak ada data | 84,83 | |
nilam : - | tidak ada data | ||
kopi : 516 ha | tidak ada data | 153 | |
kapuk : 25 ha | tidak ada data | 12 | |
pinang : 2,656 | tidak ada data | 1,637 | |
kakao perkebunan rakyat: 11,939 ha | tidak ada data | 6,808 | |
kakao perkebunan besar: | tidak ada data | tak ada data | |
lada : 13 ha | tidak ada data | 3 | |
kemiri : 213 ha | tidak ada data | 50 | |
tebu : - | tidak ada data | (-) | |
2010 | cengkeh: - | tidak ada data | (-) |
aren : 467 ha | tidak ada data | 334 | |
kelapa : 6,791 ha | tidak ada data | 5,858 | |
Pala : 1 ha | tidak ada data | (-) | |
sagu : 717 ha | tidak ada data | 153 | |
karet perkebunan rakyat : 21,074 ha | tidak ada data | 13,480 | |
karet perkebunan besar : 13,985 ha | tidak ada data | 4,665 | |
kelapa hibrida: - | tidak ada data | (-) | |
kelapa sawit perkebunan rakyat: 17,586 ha | tidak ada data | 20,006 | |
kelapa sawit perkebunan besar: 42,918 ha | tidak ada data | 60,16 | |
nilam : - | tidak ada data | (-) | |
kopi : 515 ha | tidak ada data | 146 | |
kapuk : 25 ha | tidak ada data | 11 | |
pinang : 2,692 | tidak ada data | 1,660 | |
kakao perkebunan rakyat: 11,969 ha | tidak ada data | 6,972 | |
kakao perkebunan besar: 249 ha | tidak ada data | 18 | |
lada : 13 ha | tidak ada data | 3 | |
kemiri : 213 ha | tidak ada data | 48 | |
tebu : - | tidak ada data | (-) | |
2011 | cengkeh: - | tidak ada data | (-) |
aren : 467 ha | tidak ada data | 331 | |
kelapa : 6,735 ha | tidak ada data | 5,709 | |
Pala : 1 ha | tidak ada data | (-) | |
sagu : - | tidak ada data | (-) | |
karet perkebunan rakyat: 21,291 ha | tidak ada data | 14,195 | |
karet perkebunan besar : 13,985 ha | tidak ada data | 7,168 | |
kelapa hibrida: - | tidak ada data | (-) | |
kelapa sawit perkebunan rakyat: 17,758 ha | tidak ada data | 18,818 | |
kelapa sawit perkebunan besar : 42,918 ha | tidak ada data | 73,800 | |
nilam : - | tidak ada data | (-) | |
kopi : 514 ha | tidak ada data | 149 | |
kapuk : 25 ha | tidak ada data | 11 | |
pinang : 2,693 | tidak ada data | 1,652 | |
kakao perkebunan kecil: 12,108 ha | tidak ada data | 6,881 | |
kakao perkebunan besar: ha | tidak ada data | ||
lada : 13 ha | tidak ada data | 4 | |
kemiri : 213 ha | tidak ada data | 46 | |
tebu : - | tidak ada data | (-) |
Data mengenai hutan yang tersebut di atas adalah luas hutan di Kabupaten Aceh Timur yang ditetapkan oleh Pemerintah yang ditetapkan berdasarkan SK Gubernur Aceh Nomor 19 Tahun 1999 dan SK Menhut No. 170/kpts-11/2000 mengenai Luas Kawasan Hutas Per-Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. Tidak ada data yang pasti berapa angka riel yang sebenarnya mengenai luas hutan, apakah masih seperti tersebut di atas atau sudah jauh menyusut seiring dengan semakin luasnya pembukaan lahan perkebunan, khususnya sawit dan karet. Untuk sub-sektor perkebunan, komoditi unggulan Aceh Timur adalah kelapa sawit dan karet. Luas lahan dan produksi kelapa sawit dan karet relatif meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Kesehatan
Tahun | 2009 | 2010 | 2011 |
---|---|---|---|
Kematian Ibu Hamil dan Melahirkan | 10 | 4 | 6 |
Jumlah Kelahiran Hidup | 6800 | 7009 | 7910 |
Tahun | 2009 | 2010 | 2011 |
---|---|---|---|
Angka Bay iLahir Hidup | 6800 | 7009 | 7910 |
Angka Bayi Lahir Meninggal | 12 | 9 | 8 |
Selama tahun 2009-2010, angka kematian ibu hamil dan melahirkan di Kabupaten Aceh Timur mencapai 10 orang per 6800 kelahiran hidup pada tahun 2009 dan 4 orang per 7009 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi sebanyak 12 orang pada tahun 2009, dan 9 orang pada tahun 2010
Dalam upaya menekan angka kematian ibu dan bayi dalam proses kelahiran, nampaknya ada usaha dari Pemerintah Kabupaten Aceh Timur dengan menyebarkan bidan-bidan ke seluruh wilayah Kabupaten sampai ke pelosok desa. Persentase penolong kelahiran yang dilakukan oleh tenaga tradisional (dukun) semakin menurun. Persentase tertinggi penolong kelahiran yang dilakukan oleh bidan pada tahun 2010 mencapai 84,89 persen yang mengindikasikan bahwa tingkat pengetahuan penduduk Aceh Timur mengenai pentingnya keselamatan ibu dan bayi sudah cukup baik dengan mempercayakan pertolongan persalinan kepada tenaga kesehatan.
No | Jenis Penyakit | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 |
---|---|---|---|---|---|
1 | Diare | 8061 | 3680 | - | - |
2 | Malaria | 4993 | 4465 | - | - |
3 | TB Paru | 3013 | 0 | - | - |
4 | ISPA | 0 | 1646 | - | - |
5 | Pneumonia | 118 | 0 | - | - |
6 | Campak | 65 | 28 | - | - |
7 | Pertusis | 60 | 37 | - | - |
8 | DHF | 28 | 44 | - | - |
9 | Filariasis | 36 | 0 | - | - |
10 | Kusta | 23 | 0 | - | - |
11 | HIV/Aids | - | 3 | 9 | 8 |
Data tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa diare dan malaria merupakan penyakit dengan jumlah angka kesakitan terbesar di Kabupaten Aceh Timur. Penderita diare pada tahun 2009 sebanyak 8061 orang yang menurun pada tahun 2010 menjadi 3680 orang. Angka kesakitan malaria pada tahun 2009 dan 2010 hampir sama yaitu 4993 pada tahun 2009 dan 4465 pada tahun 2010.
Selain itu angka penderita HIV/AIDS di Kabupaten Aceh Timur mencapai 8 orang hingga Juli 2012.
Tahun | 2010 | 2011 | 2012 |
---|---|---|---|
Jumlah | - | 2 | 1 |
Data yang dilansir oleh UNICEF tahun 2012 tentang kondisi kesehatan anak-anak secara umum di Aceh menunjukkan angka gizi buruk kronis (stunting) anak-anak di Aceh meningkat dari 38,9 persen (2011) menjadi 44 persen pada tahun 2012. Sedangkan data yang tersedia di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur mengindikasikan bahwa anak-anak Aceh sudah terbebas dari gizi buruk, karena hanya 1 atau 2 penderita gizi buruk yang terdapat di Kabupaten tersebut. Hal ini menunjukkan ada perbedaan persepsi antara tenaga kesehatan setempat dengan lembaga lain yang melakukan studi mengenai kondisi kesehatan anak-anak di Aceh
Pada tahun 2012, ada enam jenis penyakit yang umumnya diderita oleh masyarakat di Kabupaten Aceh Timur. Penyakit tersebut adalah diare, kolera, tipes, cacingan, polio dan hepatitis. Untuk itu dibutuhkan sanitasi yang baik agar warga dapat memutus mata rantai dari penyakit-penyakit tersebut. Sejauh ini Dinas Kesehatan Aceh Timur sudah menggerakkan masyarakat untuk memiliki jamban. Mereka juga telah membina sekitar 20 desa sebagai langkah preventif untuk memutuskan mata rantai keenam penyakit epidemik tersebut. Perhatian pemda Kabupaten Aceh Timur juga dilakukakan melalui sosialisasi Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) di seluruh desa-desa dalam Kabupaten Aceh Timur. Dalam hal ini Pemerintah Aceh Timur mempunyai iktikad baik untuk meningkatkan akses penduduk yang seringkali tidak mendapatkan hak yang sama dalam pelayanan kesehatan akibat keterbatasan finansial mereka.
Pendidikan
Status | Swasta | Negeri | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Tingkat | TK | SD & Mi | SMP & MTs | SMA & Ma | TK | SD & Mi | SMP & MTs | SMA & Ma |
Jumlah Guru | 1903 | 396 | 491 | 331 | 21 | 3701 | 1211 | 1470 |
Jumlah Murid | 162 | 2341 | 2318 | 1516 | 240 | 57316 | 18229 | 11422 |
Jumlah Sekolah | 40 | 20 | 20 | 12 | 3 | 296 | 59 | 24 |
Status | Swasta | Negeri | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Tingkat | TK | SD & Mi | SMP & MTs | SMA & Ma | TK | SD & Mi | SMP & MTs | SMA & Ma |
Jumlah Guru | 188 | 185 | 316 | 168 | 27 | 3962 | 1369 | 949 |
Jumlah Murid | 1767 | 2121 | 2400 | 1251 | 252 | 57551 | 17794 | 12297 |
Jumlah Sekolah | 39 | 18 | 23 | 12 | 6 | 300 | 59 | 27 |
Status | Swasta | Negeri | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Tingkat | TK | SD & Mi | SMP & MTs | SMA & Ma | TK | SD & Mi | SMP & MTs | SMA & Ma |
Jumlah Guru | 168 | 186 | 314 | 199 | 63 | 4087 | 1515 | 1007 |
Jumlah Murid | 1695 | 1926 | 2266 | 1069 | 602 | 55153 | 18074 | 11713 |
Jumlah Sekolah | 37 | 17 | 20 | 12 | 13 | 294 | 61 | 29 |
Pada jenjang Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Timur dalam 3 tahun terakhir ini seorang guru rata-rata mengajar 13 orang murid SD. Untuk jenjang pendidikan SLTP, rata-rata seorang guru mengajar 11 orang murid, sedangkan untuk jenjang pendidikan SLTA beban seorang guru mengajar rata-rata 14 orang murid. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, daya tampung kelas terhadap banyaknya murid haruslah seimbang. Daya tampung ruang kelas untuk jenjang pendidikan SD di Kabupaten Aceh Timur mencapai 25 murid. Pada jenjang pendidikan SLTP dan SLTA, daya tampung ruang kelas masing-masing mencapai 28 murid dan 35 murid per kelas.
Berdasarkan kapasitas jumlah murid dan jumlah guru dari masing-masing jenjang pendidikan belum memadai untuk menunjang proses peningkatan sumber daya manusia sehingga diperlukan evaluasi ulang untuk menyeimbangkan antara jumlah guru dan murid.
Keterangan | 2009 | 2010 | 2011 | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
(APK) SD/MI | - | - | - | ||||
(APK) SMP/MTs | - | - | - | ||||
(APK) SM/MA | - | - | - | ||||
(APK) PT | - | - | - |
Keterangan | 2009 | 2010 | 2011 | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
(APM) SD/MI | 97.56 | 96.7 | 92.69 | ||||
(APM) SMP/MTs | 80.43 | 79.55 | 68.77 | ||||
(APM) SM/MA | 49.15 | 56.91 | 50.69 | ||||
(APM) PT | - | - | - |
Angka Partisipasi Sekolah (APrS) | 2009 | 2010 | 2011 | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
(APrS) 7-12 th | 98.03 | 98.71 | 98.88 | ||||
(APrS) 13-15 th | 89.89 | 93.93 | 94.83 | ||||
(APrS) 16-18 th | 59.34 | 60.94 | 78.81 | ||||
(APrS) 19-24 th | - | - | - |
Berdasarkan data statistik, persentase penduduk Aceh Timur yang mempunyai kemampuan baca tulis yang baik mengalami peningkatan selama periode 2008-2010. Pada tahun 2008, Angka Melek Huruf (AMH) mencapai 97,35 persen, dan terus mengalami peningkatan hingga mencapai angka 98,40 persen di tahun 2010. Jika dirinci menurut jenis kelamin terlihat bahwa persentase perempuan yang bisa baca tulis sedikit lebih besar dibandingkan laki-laki, yaitu masing-masing adalah 98,62 persen untuk perempuan dan 98,19 persen untuk laki-laki.
Angka rata-rata lama sekolah di Aceh Timur tidak mengalami perubahan. Rata-rata lama sekolah masih di bawah angka standar yaitu sekitar 8,49 tahun.
Angka Partisipasi Sekolah untuk usia 19-24 atau tingkat PT tidak ada data karena mayoritas melanjutkan ke Universitas di ibukota provinsi di luar Kabupaten Aceh Timur.
Secara umum, pendidikan yang merupakan hak dan kebutuhan semua orang ternyata belum sepenuhnya dapat dinikmati, bahkan oleh anak-anak di wilayah Aceh Timur. Akses untuk mendapatkan pendidikan ini masih menjadi hal yang sangat sulit. Menurut LSM yang mengelola sekolah merdeka di Aceh Timur bahwa masih ada 58 ribu anak putus sekolah dan 7.900 anak yang tidak bersekolah di Kabupaten ini. Sedangkan data dari Dinas Pendidikan Aceh Timur hanya menunjukkan angka 100 anak tingkat sekolah dasar yang putus sekolah, 43 anak tingkat SLTP dan 41 anak tingkat SLTA.
Keterangan | Swasta | Negeri | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2009 | 2010 | 2011 | 2009 | 2010 | 2011 | |||
SD | - | - | - | - | - | - | ||
MI | - | - | - | - | - | - | ||
SMP | - | - | - | - | - | - | ||
SMPT | - | - | - | - | - | - | ||
MTs | - | - | - | - | - | - | ||
SMA | - | - | - | - | - | - | ||
MA | - | - | - | - | - | - | ||
SMK | - | - | - | - | - | - |
Angka Putus Sekolah | 2009 | 2010 | 2011 | ||
---|---|---|---|---|---|
SD/ sederajat | - | 100 | - | ||
SMP/sederajat | - | 43 | - | ||
SMA/sederajat | - | 41 | - |
Keterangan | 2009 | 2010 | 2011 | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Angka Melek Huruf 10 th + | - | - | - | ||||
Angka Melek Huruf 15 th + | 97.51 | 98.4 | - | ||||
Angka Melek Huruf 15-44 th | - | - | - | ||||
Angka Melek Huruf 45 th + | - | - | - |
Secara rata-rata di Kabupaten Aceh Timur pada jenjang pendidikan sekolah dasar tingkat partisipasi sekolah siswa laki-laki lebih tinggi 4 persen dari siswa perempuan. Dalam tiga tahun terakhir ini, tingkat partisipasi sekolah di Kabupaten Aceh Timur untuk kelompok usia 7-12 tahun mengalami fluktuasi, sedangkan untuk kelompok usia 13-15 tahun cenderung mengalami peningkatan. Angka melek huruf tahun 2010 sekitar 98,21 persen yang berarti dari 100 orang penduduk hanya terdapat 3 orang yang buta huruf. Rata-rata lama sekolah yang sekitar 8,49 tahun mengindikasikan juga bahwa program belajar 9 tahun belum sepenuhnya berjalan dengan baik di Kabupaten Aceh Timur.
Hingga tahun 2012, kondisi pendidikan di Kabupaten Aceh Timur semakin membaik, karena penyebaran guru sudah merata dan dibukanya beberapa sekolah kejuruan. Selain itu tidak ada alasan lagi siswa putus sekolah karena masalah ekonomi karena semakin tersedianya beasiswa untuk siswa miskin serta alokasi dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk semua sekolah di Kabupaten Aceh Timur. Tinggal lagi peran orang tua atau wali dalam mendukung anak-anak mereka dalam proses pembelajaran di sekolah, baik di tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan dan sekolah menengah.
Sumber: Dinas Pendidikan KabupatenKelompok Kepentingan
No | Nama | Kategori | Level | Domisili | Jaringan / mitra kerja Kelembagaan | Tokoh Kunci | Cakupan wilayah kerja | Isu yang menjadi perhatian utama | Keterangan isu | Analisa posisi kelompok kepentingan terhadap Industri Hulu Migas | Alasan posisi kelompok kepentingan |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 |
1 | Komite Peralihan Atjeh (KPA) Wilayah Teuming | Ormas | kabupaten | Jl. Medan-Banda Aceh Upah No. 07 Kecamatan Karang Baru | Provinsi | Tgk. Helmi Ahmad | lokal | keamanan | KPA merupakan organisasi bentukan mantan kombatan GAM, saat memiliki kendali politik mayoritas dan menentukan kebijakan pemerintah daerah dalam pengelolaan Migas | Kritis dan Mengawasi | Banyak pihak mensinyalir alasan utama timbulnya konflik bersenjata di Aceh adalah kecemburuan masyarakat dalam penglolaan hasil migas lokal. KPA mengambil posisi mengawasi distribusi dan pengelolaan dana migas. |
2 | Tamiang Institute | LSM | Kabupaten | Dusun Karya Satu Desa Suka Jadi Kec. Karang Baru | lokal | Insan,SE | lokal | Sosial Kemasyarakatan | TI adalah institusi yang menjadi wadah intelektual muda Aceh Tamiang untuk mengkritisi dan memberi sumbangan pemikiran untuk pembangunan daerahnya | Kritis dan Mengawasi | Kepentingan masyarakat lokal terhadap perusahaan/industri di Aceh Tamiang, termasuk isu lingkungan, pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan sosial. |
3 | Komite Mahasiswa Pemuda Aceh (KMPA) | LSM | kabupaten | Jl. Kampung Dalam Dusun Rukun No. 106 Kec. Karang Baru | Provinsi | Azuana, ST | lokal | Sosial Kemasyarakatan | KMPA adalah wadah mahasiswa dan pemuda yang berafiliasi ke KPA/PA | Kritis dan Mengawasi | Isu Tenaga kerja, pelaksanaan dan pengelolaan dana CSR perusahaan migas. |
4 | Lembaga Advokasi Hutan Lestari (LEMBAHTARI) | LSM | kabupaten | Jl. Ir. H. Juanda Dusun Rukun Kampung Bundar, Kecamatan Karang Baru | Internasional | Sayed Zainal M,SH | lokal | lingkungan hidup | LEMBAHTARI merupakan organisasi non-profit yang memfokuskan kegiatannya dalam penyelamatan, hutan, lingkungan dan mendorong kesadaran masyarakat lokal untuk menjaga hutan dan lingkungan secara berkelanjutan, tanpa merubah fungsinya. | Kritis dan Mengawasi | Menjaga kelestarian lingkungan dari kemungkinan-kemugkinan pengrusakan atau pencemaran oleh industri yang ada di Aceh Tamiang, termasuk terhadap industri hulu Migas |
5 | Federasi Pertambangan dan Energi Afiliasi Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FPE-SBSI) | Serikat Buruh | Kabupaten | Kuala Simpang, Aceh Tamiang | Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FPE-SBSI)/Nasional | M. Zein | lokal | hak-hak dan tenaga kerja yang bekerja di sektor migas | FPE-SBSI saat berkoflik dengan Pertamina Rantau, terkait dengan aktifitas mereka menuntut penghapusan tenaga kontrak dan minta agar mereka ini diangkat menjadi karyawan tetap. Pertamina Rantau kemudian tidak memperpanjang kontrak para buruh kontrak ini. Buruh tersebut kemudian membawa masalah ini ke Pengadilan, dan Pengadilan mengabulkan tuntutan buruh untuk dipekerjakan kembali. Karena Pertamina tidak memkerjakan kembali mereka sesuai keputusan pengadilan lantas mereka melakukan sejumlah aksi demonstrasi. | Bargaining position | Menuntut penghapusan pekerja kontrak dan mengangkatnya menjadi karyawan tetap |
No | Kategori Konflik | Deskripsi Konflik | Isu | Lokasi | Aktor Yang Terlibat | Waktu | Model Resolusi | Analisa |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Konflik sosial | Aksi tenaga kontrak yang di PHK untuk menuntut supaya diperkerjakan kembali di perusahaan migas | Pemutusan Hubungan Kerja oleh Pertamina terhadap puluhan tenaga kontrak karena mengikuti sidang Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) di Banda Aceh | Kecamatan Rantau | Pekarya Pertamina vs PT Pertamina EP Rantau | 2011-2012 | Sudah dilakukan mediasi oleh DPRK Aceh Tamiang, Muspida Aceh Tamiang dengan pihak Pertamina EP Rantau dengan mengeluarkan rekomendasi untuk memperkerjakan kembali puluhan tenaga kontrak tersebut. | Situasi tersebut dikhawatirkan menimbulkan konflik sosial yang berkepanjangan dan berpotensi terjadi konflik horizontal yang merugikan semua pihak termasuk pemerintah daerah. PT Pertamina EP Rantau mengabaikan rekomendasi muspida Aceh Tamiang sehingga terkesan bahwa Muspida tidak ada artinya di mata Pertamina. Karyawan yang sampai saat ini tidak diizinkan masuk kerja mulai terganggu perekonomian mereka yang berimbas kepada masa depan pendidikan anak-anak mereka. Pertamina dan para pekerja kontrak yang di PHK harus duduk bersama untuk mencari solusi terhadap konflik yang terjadi dengan mediator pemerintah dan tokoh masyarakat setempat. |
2 | Konflik Lahan | Protes warga terhadap lahan Program Pemakmu Gampong (PPG) | Klaim warga bahwa ada kebun PPG yang masuk dalam lahan masyarakat | Kecamatan Manyak Payed | Warga vs Koperasi Rimba Raya PTPN Aceh | Sejak pembukaan lahan pada 15 Oktober 2011 sampai 2012 | Pihak koperasi dan pihak Kecamatan telah berusaha mencarikan solusi tetapi belum ada titik temu. Pemkab Aceh Tamiang membentuk tim investigasi lapangan terkait potensi konflik lahan tersebut. Tim akan mendata kembali masalah di lapangan dan akan duduk kembali untuk melakukan evaluasi dan penyelesaian masalah tersebut. | Program pembangunan perkebunan rakyat tersebut rawan konlik antara warga dengan pihak Koperasi Rimba Raya selaku pengelola. Sebagian warga mengklaim kebun PPG masuk dalam lahan milik masyarakat. Sementara koperasi tersebut sudah mendapatkan izin membuka lahan dari Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dengan SK Bupati Nomor 447 tahun 2010 tanggal 17 Juni 2010. Sehingga penyelesaian konflik tersebut sangat tergantung dari peran Pemerintah setempat. |
3 | Konflik Lahan | Protes warga terhadap lahan HGU perusahaan perkebunan PT Seumadam | Lahan perkebunan dan dan pemukiman warga diklaim berada dalam HGU perusahaan. | Desa Suka Makmur Kecamatan Sekrak | Warga desa Suka Makmur vs PT Seumadam | Konflik lahan muncul tiga tahun belakangan | Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang turun ke lapangan untuk menginventarisir permasalahan. Ada tiga alternatif penyelesaian sengketa yaitu: ganti rugi lahan warga, mengganti lahan lain untuk warga, atau lahan yang digarap warga dikeluarkan dari HGU. | PT Seumadam mendapatkan izin HGU sejak tahun 1992 sebelum pemekaran KabupatenA ceh Tamiang dengan luas 2337 hektar. Lahan yang dipersengketakan terletak di kawasan Alur Pengidam yang mungkin dulu sempat terlantar tidak dikerjakan oleh perusahaan sehingga kemudian digarap oleh warga. Buktinya konflik lahan memanas dalam tiga tahun terakhir. Untuk penyelesaian konlik lahan ini, alternatif paling aman adalah lahan perusahaan yang dikuasai warga dilepaskan untuk warga. |
4 | Konflik Lingkungan | Hasil monitoring yang disampaikan melalui media | Kebijakan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam pengalihan pengelolaan hutan dengan mengeluarkan izin tanpa mempertimbangkan aspek lingkungan | Hutan Produksi di Kecamatan Tamiang Hulu, Kecamatan Bandar Pusaka, Kecamatan Sekrak | Bupati Aceh Tamiang, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, LSM LembAHtari | 2011-2012 | Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang perlu mengevaluasi kembali izin-izin dan rekomendasi yang telah diberikan. Perlu turun ke lapangan untuk melihat perusakan kawasan hutan produksi yang diakibatkan oleh pemberian izin tersebut. | Berdasarkan data lapangan dan data satelit, dari tahun 2011-2012 perubahan tutupan lahan mencapai lebih kurang 4000 hektar yang diperuntukkan untuk tanaman perkebunan kelapa sawit secara ilegal. Ada indikasi bahwa dalam penerbitan rekomendasi untuk pemanfaatan Hutan Produksi dan Hutan Tanaman Industri terjadi gratifikasi yang akhirnya memuluskan terjadinya perusakan lingkungan hutan secara besar-besaran. Masalah ini harus direspon oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dengan berkerjasama dengan LSM lingkungan. |
Comments
Post a Comment