Boikot Sari Roti dan Nasib Ribuan Pekerja Gerobaknya.









Foto gerobak Sari Roti dengan tulisan yang menggratiskan makanannya jadi viral. "Gratis untuk Mujahid". Demikian tertulis dalam gerobak tersebut.

Foto tersebut tak hanya jadi viral namun juga menuai pujian terutama bagi para netter yang mendukung atau berpartisipasi dalam demo 212.

“Subhanallah...Keren Banget Pedagan Sari Roti Saat Aksi 212 : GRATIS Untuk Mujahid, cuit Netizen dengan nama akun maspiyungan

“Masya Allah. Pedagang Sari Roti ini....dibeli ya roti Merk ini.hehehehe #AksiDamai#belaqu @tausyiahku


Tak berlangsung lama, pihak Nippon Indosari Corporindo selaku produsen jajanan Sari Roti mengeluarkan pernyataan resmi yang intinya bahwa mereka adalah pihak yang netral, tidak ada sangkut pautnya dengan peristiwa 212.

Pada inti dari tulisan itu adalah PT Nippon Indosat Corpindo Tbk, mengapresiasi berjalannya aksi super damai 212,mereka juga menyatakan dirinya tidak terlibat semua kegiatan politik dan menjelaskan bahwa tidak benar bahwa Sari Roti menggratiskan produknya,yang benar adalah ada pihak yang membeli produk sari roti dan kemudian meminta penjual agar produk tersebut diantarkan ke area pintu masuk Monas dan dipasangkan tulisan “gratis”.

Klarifikasi ini ternyata membuat jengah sebagian kalangan bahkan mengancam akan memboikot produk Sari Roti. Ucapan bernada negatifpun pun mulai bermunculan di ranah maya

Sari roti blunder nih bikin klarifikasi kayak begitu. Hmm

Sari Roti gagal paham.

Sari Roti perusahaan asal jepang, mrk tidak ada terima kasih terangkat harum di 212, mrk ternyata lebih memilih bau sampah

Bye bye Sari Roti ... Knp hrs ada pernyataan dr management, toh produk lu udh dibeli konsumen lewat agen.. #boikotsariroti haj


Ancaman boikot kemudian menjadi viral dan juga terjadi, Saham pemilik merek dagang Sari Roti, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) pun anjlok.

Mengutip data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (7/12/2016), hingga pukul 11.01 waktu JATS, saham ROTI anjlok 20 poin (1,32%) ke Rp 1.500.

Saham ROTI sempat menyentuh level terendahnya di Rp 1.500 dan tertingginya di Rp 1.525. Saham ROTI ditransaksikan sebanyak 64 kali dengan total volume perdagangan sebanyak 314 saham senilai Rp 47,4 juta.

Kini muncul rasa penasaran, benarkah turunnya nilai saham akan berdampak pada pemilik modal tersebut?

Ada beberapa hal yang sangat menganggu pikiran saya, seperti salahkah pihak sari roti ketika mereka bicara tentang kebenaran?. Dalam klarifikasinya, Sari Roti tidak pernah menyatakan tidak mendukung aksi bela Islam seperti yang muncul di internet, mereka hanya mengatakan tidak terlibat. Dan tentunya kita tidak boleh marah ketika mereka bicara yang benar, kita harus menghargai usaha mereka untuk berani berkata benar walaupun mereka akan merasakan pahitnya di boikot. Kita harusnya lebih senang mengetahui apa yang terjadi sebenarnya daripada kita tidak tahu sama sekali.

Memboikot produk sari roti mungkin merupakaan sesuatu yang kurang tepat, karena ada harga yang sangat mahal harus dirasakan oleh para buruh muslim diperusahaan tersebut.

Jika kita mengharapkan pemilik modal akan mengalami dampak dari pemboikotan, maka itu adalah kesesatan pikiran. Karena pada kenyataannya, orang yang paling berdampak pada pemboikotan tersebut adalah para buruh pekerja dan para penarik gerobak sari roti, yang bisa jadi sebahagian besar mereka adalah muslim dan para keluarga,saudara, hingga mereka sendiri juga ikut hadir dan terlibat mendukung aksi bela Islam. Pemboikotan itu tentunya akan menyakiti mereka.

Mari kita mencoba membayangkan dari dampak pemboikotan itu, ada ribuan orang penarik gerobak sari roti yang barang dagangannya menjadi tidak laku, kemudian berefek pada biaya perekonomian keluarga mereka, baik biaya untuk makan sehari-hari maupun sekolah anaknya. kehidupan mereka selama ini, tanpa kita boikotpun, hidupnya sudah susah, apalagi jika kita boikot.

Mungkin kita bisa mengatakan rezeki sudah diatur oleh Tuhan. Ya itu semua benar, namun untuk mendapatkan rezeki itu butuh ikhtiar, bukan hanya sekedar menyerahkan nasib “ karena doa dan kerja merupakan sesuat yang tak bisa dipisahkan”

Percayalah turunnya nilai saham perusahaan sari roti tidak akan berdampak pada penghasilan para pemilik modalnya. Hal itu tidak akan pernah terjadi, karena itu sudah merupakan watak pemilik modal. Mereka tetap tidak akan menurunkan jumlah produksi, yang terjadi adalah mereka akan merampas hak buruhnya untuk menutupi kekurangan tersebut, atau langkah yang paling sering terjadi adalah memecat para pekerjannya. Kalau mereka sudah dipecat, bagaimana nasib buruh dan anak, istrinya.Wallahualam

Dodi Sanjaya. | Penikmat Bolu Gulung Rasa Strowbery dan juga lapis legit Bogor













Comments

Popular Posts