Selalu ada Solidaritas dan Kelicikan di Gerbong Kereta #ANAK RANTAU
Seperti biasa ketika pulang kerja, saya menuju stasiun Kereta Pasar Minggu. Suasana stasiun sudah ramai dengan para pengguna kereta yang hendak pulang ketempat tujuan masing-masing. Saya menuju Peron 2 tempat dimana kereta tujuan depok mengangkut calon penumpangnya. Lima menit berada disitu sebuah kereta muncul, Para Penumpang mulai turun dan saya bersama penumpang lainnya juga akan naik.
Ditengah rebutan orang hendak naik, ada saja orang yang berbuat culas demi kenyamanan dirinya sendiri. Mereka yang berada didepan pintu masuk berdiri penuh menutupi pintu, seakan akan gerbong tidak muat lagi untuk dinaikin.Padahal ketika kita masuk, masih ada beberapa ruang untuk menampung penumpang yang rela berdiri.
Saya yang telah mulai memahami perilaku culas seperti itupun tak peduli pada hal tersebut, Saya menerobos masuk, dan ternyata benar apa yang saya pikirkan sebelumnya. Masih ada beberapa ruang yang mampu menampung dua tiga orang untuk berdiri.
Keculasan yang terjadi bukan itu saja, pura-pura tidur mungkin jadi modus paling sering dilakukan oleh mereka yang tak mau berbagi kursi di commuter line kepada ibu hamil, lansia, atau penyandang cacat. Walau penumpang lain sudah berteriak-teriak agar memberikan kursi, tetap saja penumpang modus pura-pura tidur itu cuek.
Celotehan-celotehan penumpang di gerbong pada penumpang yang tak mau berbagi kursi itu yang membuat mereka yang memakai modus pura-pura tidur akhirnya bangun dan memberi kursi.Namun ada juga yang cuek tetap pura-pura tidur tahan kuping dengan sindiran penumpang lain.
Kondisi commuter line di saat pulang kerja yang padat memang membuat kursi di commuter line cepat terisi. Tak hanya kursi biasa saja, yang prioritas juga diserbu.
Comments
Post a Comment